Examples of Genetic Engineering

Sabtu, 30 Juni 2012 17.21 Diposting oleh Wulan Pertiwi 0 komentar

Flavr Savr tomato

The Flavr Savr tomato was the first commercially grown genetically engineered food to be granted a license for human consumption. By adding an antisense gene, the California-based company Calgene hoped to slow the ripening process of the tomato to prevent softening and rotting, while allowing the tomato to retain its natural flavor and color.

The FDA approved the Flavr Savr in 1994; however, the tomatoes were so delicate that they were difficult to transport, and they were off the market by 1997. On top of production and shipping problems, the tomatoes were also reported to have a very bland taste: “The Flavr Savr tomatoes didn’t taste that good because of the variety from which they were developed. There was very little flavor to save,” said Christ Watkins, a horticulture professor at Cornell University.


Banana vaccines

People may soon be getting vaccinated for diseases like hepatitis B and cholera by simply taking a bite of banana. Researchers have successfully engineered bananas, potatoes, lettuce, carrots and tobacco to produce vaccines, but they say bananas are the ideal production and delivery vehicle.


When an altered form of a virus is injected into a banana sapling, the virus’ genetic material quickly becomes a permanent part of the plant’s cells. As the plant grows, its cells produce the virus proteins — but not the infectious part of the virus. When people eat a bite of a genetically engineered banana, which is full of virus proteins, their immune systems build up antibodies to fight the disease — just like a traditional vaccine.


Glow-in-the-dark cats

In 2007, South Korean scientists altered a cat’s DNA to make it glow in the dark and then took that DNA and cloned other cats from it — creating a set of fluffy, fluorescent felines. Here’s how they did it: The researchers took skin cells from Turkish Angora female cats and used a virus to insert genetic instructions for making red fluorescent protein. Then they put the gene-altered nuclei into the eggs for cloning, and the cloned embryos were implanted back into the donor cats — making the cats the surrogate mothers for their own clones.

What’s the point of creating a pet that doubles as a nightlight? Scientists say the ability to engineer animals with fluorescent proteins will enable them to artificially create animals with human genetic diseases.

There are more examples of genetic engineering, so you can check this out :-)


12 Bizarre Examples of Genetic Engineering - mnn.com

Klinefelter Syndrome

Rabu, 13 Juni 2012 06.54 Diposting oleh Wulan Pertiwi 0 komentar
Klinefelter syndrome is a chromosomal condition that affects male sexual development. Males with this condition typically have small testes that do not produce enough testosterone, which is the hormone that directs male sexual development before birth and during puberty. A shortage of testosterone during puberty can lead to breast enlargement (gynecomastia), reduced facial and body hair, and an inability to father children (infertility). Older children and adults with Klinefelter syndrome tend to be taller than other males their age. Compared with other men, adult males with Klinefelter syndrome have an increased risk of developing breast cancer and a chronic inflammatory disease called systemic lupus erythematosus. Their chance of developing these disorders is similar to that of normal adult females.
Boys with Klinefelter syndrome may have learning disabilities and difficulty with speech and language development. They tend to be quiet, sensitive, and unassertive, but personality characteristics vary among males with this condition.
Most males with Klinefelter syndrome have one extra copy of the X chromosome in each cell. Variants of Klinefelter syndrome involve more than one extra X chromosome or extra copies of both the X and Y chromosomes in each cell. These conditions tend to have more severe signs and symptoms than classic Klinefelter syndrome. In addition to affecting male sexual development, variants of Klinefelter syndrome are associated with intellectual disability, distinctive facial features, skeletal abnormalities, poor coordination, and severe problems with speech.


need more information? you can click:


Klinefelter Syndrome - Uva Health
Klinefelter Syndrome - Genetics Home Reference

Deaf-Blindness and Preschoolers with Down Syndrome

Senin, 11 Juni 2012 05.52 Diposting oleh Wulan Pertiwi 0 komentar


Children with Down syndrome are at risk for vision and/or hearing impairments. This dual sensory impairment is seldom recognized in this population, although much can be done through appropriate early intervention, education, and health care to minimize the impact of deaf-blindness on the lives of these children. Trisomy 21, its associated health conditions, and the syndrome's effects on hearing and vision are described. A brief discussion of early intervention and education is provided as well as the future for children living with Down syndrome and dual sensory impairments. This article highlights the need for research in dual sensory impairment in those with Down syndrome and provides basic guidelines for professionals and parents in understanding and addressing complex learning needs.

Please click...

Bakteri Penyebab Diare

03.39 Diposting oleh Wulan Pertiwi 1 komentar

Apakah pernah terlintas dalam benak anda, bahwa nasi lah yang menyebabkan diare yang pernah anda alami? Tentu, pemikiran bahwa nasi penyebab diare sangat jarang terpikirkan. Namun, artikel yang dimuat dalam Reader Digest Indonesia, edisi Agustus 2006 (Penulis : Jacqueline Hennessy dan Argarini Devi), dipaparkan bahwa bakteri Bacillus cereus yang terdapat di tanah sangat senang menempel pada biji-bijian seperti beras.Untuk itu, sebaiknya nasi yang tidak dimakan, disimpan saja dalam lemari es.
Selain itu, pada beberapa artikel dijelaskan bahwa produk-produk seperti chicken nugget, daging giling, daging olahan, ataupun ayam, juga perlu diperhatikan, mulai dari proses pembelian, penyimpanan, dan juga saat pengolahan. Karena, apabila kita salah mengelola proses-proses tersebut, bukan tidak mungkin akan menyebabkan keluhan dalam pencernaan kita.
Selain pada nasi, ayam dan daging, bakteri juga bisa hidup pada telur, kerang dan melon. Memang terkadang sewaktu kita terkena diare, kita selalu berpikir, makanan apa yang membuat kita diare? Padahal, kita merasa bahwa kita menyantap makanan di tempat yang menurut saya bersih. Apa yang salah?
Ternyata banyak faktor yang bisa menjadi pemicu diare saya. Bukan tidak mungkin, pola makan yang salah. Sering memakan nasi kemarin, yang dibiarkan seharian di magic jar/magic com. Karena jika tidak basi, kita sering berpikir bahwa nasi itu masih layak untuk dimakan. Memakan makanan yang setengah matang, itupun bisa menjadi faktor penyebab timbulnya diare.
Pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air sudah menjadi masalah umum yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari semua pihak. Tingkat kesadaran masyarakat akan sanitasi dirasa kurang sehingga tidak dapat menghentikan penyebaran penyakit menular. Sanitasi masyarakat tentunya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan budaya setempat, selain itu faktor fasilitas yang tidak memadai juga menjadi salah satu hambatan untuk mencegah penyebaran penyakit menular. Penyakit-penyakit menular yang diakibatkan oleh pencemaran air oleh mikroorganisme patogen sangat banyak, salah satunya adalah Salmonella yang dapat menyebabkan beberapa penyakit pada manusia seperti enteritis, demam tifoid dan demam paratifoid. Kebiasaan penjual makanan mencuci alat makan dengan air yang tidak mengalir merupakan hal yang dapat memperbesar resiko penularan penyakit. Hal ini disebakan karena pada air cuci yang tidak mengalir didapatkan banyak bakteri patogen seperti Salmonella yang dapat bertahan didalamnya dan berpindah ke alat makan yang lain sehingga memfasilitasi penyebaran Salmonella dari karier ke orang lain.


Info selengkapnya silakan baca pada artikel...



Ida, Potongan Jejak Evolusi Primata

Rabu, 06 Juni 2012 21.38 Diposting oleh Wulan Pertiwi 0 komentar


Pengungkapan misteri kehidupan, termasuk evolusinya, tak berhenti. Potongan-potongan fosil bermunculan, menambah kaya gambaran keterkaitan dan upaya bertahan makhluk hidup menghadapi lingkungannya. Belakangan, Ida, fosil berusia 47 juta tahun, menjadi buah bibir dunia. Ida disebut-sebut sebagai salah satu fosil penting yang ikut mengisi cerita panjang evolusi primata, apalagi ketika dikaitkan dengan asal-usul manusia.
Charles Darwin tidak menyebutkan secara terang-terangan evolusi manusia dalam karyanya, On the Origin of Species. Namun, teori evolusinya mengejutkan dan sangat berpengaruh. Sejak penemuan Manusia Jawa atau Java Man yang dianggap sebagai missing link yang orisinal tahun 1890, pohon keluarga manusia terus berkembang besar dengan bukti-bukti fosil yang mengaitkan manusia dengan kera purba.

Bagaimana bentuk Ida?
silahkan klik pada.....

Hemoglobin

Senin, 04 Juni 2012 21.05 Diposting oleh Wulan Pertiwi 0 komentar

Nama hemoglobin merupakan gabungan gabungan dari heme dan globin; globin sebagai istilah generik untuk protein globular. Ada beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan banyak dipelajari.



            Hemoglobin (Mr 64500, disingkat Hb) merupakan molekul bulat dengan diameter 5,5 nm yang ditemukan pada sel darah merah, dengan fungsi utamanya untuk mentransport oksigen dari paru-paru ke setiap jaringan dalam tubuh. Hemoglobin vertebrata terdiri atas empat rantai polipeptida (disebut protein tetramer), dua rantai dari suatu jenis tertentu dan dua rantai lain dari jenis yang lain lagi. Keempat rantai ini saling berhubungan melalui ikatan bukan kovalen. Tiap rantai mengandung suatu gugus heme dan satu situs pengikat oksigen. Hemoglobin A (hemoglobin manusia dewasa normal [A = adult] disingkat HbA) berisi dua rantai α  (masing-masing 141 residu) dan dua rantai β (masing-masing 146 residu). Molekul HbA umumnya tersusun sebagai α2β2. Terdapat tipe lain hemoglobin orang dewasa, sekitar 2% dari keseluruhan hemoglobin manusia merupakan HbA2 (hemoglobin dewasa minor) yang terdiri dari rantai δ sebagai pengganti rantai β, sehingga molekul HbA2 tersusun sebagai α2δ2 (Lehninger, 1982:208).
            Kapasitas hemoglobin untuk mengikat oksigen bergantung pada keberadaan gugus prostetik yang disebut heme. Gugus heme yang menyebabkan darah berwarna merah. Merah ini akibat jejaring ekstensif heme, yang terdiri atas ikatan rangkap terkonjugasi, akan menyerap cahaya pada ujung bawah spektrum visibel. Heme terdiri atas bagian organik dan suatu atom besi. Bagian organik protoporfirin tersusun dari empat cincin pirol. Keempat pirol ini terikat satu sama lain melalui jembatan meten, membentuk cincin tetrapirol. Empat rantai samping metil, dua rantai samping vinil dan dua rantai samping propionil terikat ke cincin tetrapirol tersebut (Stryer, 2000:148).
            Atom besi di dalam heme mengikat keempat atom nitrogen di pusat cincin protoporfirin. Besi tersebut juga dapat membentuk dua ikatan tambahan, masing-masing di satu sisi bidang dari heme. Kedua tempat pengikatan ini dinamai posisi koordinasi kelima dan keenam. Atom besi dapat berbentuk fero (2+) atau feri (3+) sehingga hemoglobin yang bersangkutan disebut juga sebagai ferohemoglobin dan ferihemoglobin atau methemoglobin. Hanya bila besi dalam bentuk 2+ (ferohemoglobin) senyawa tersebut dapat mengikat oksigen (Stryer, 2000:148).

Pada hemoglobin, sisi koordinasi kelima diisi cincin imidazol dari residu histidin protein. Pada deoksihemoglobin, sisi koordinasi keenam tidak terisi. Ion besi terletak sekitar 0,4 Å di luar bidang porfirin, dalam bentuk ini terdapat lubang besar yang bisa ditempati dalam cincin porfirin (Stryer, 2000:150).


Sumber:
Lehninger, Albert. 1993. Dasar-Dasar Biokimia. Bogor: Erlangga. 
Stryer, Lubert. 1996. Biokimia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC


you can also visit this site:


Hemoglobin - MedlinePlus

Kingdom Protista

20.30 Diposting oleh Wulan Pertiwi 1 komentar

Berbeda dengan Archaeobacteria dan Eubacteria, kingdom Protista terdiri atas mikroorganisme dan makroorganisme yang bersifat eukariotik (eu = sebenarnya; karyo = nukleus). Tubuhnya ada yang terdiri atas satu sel saja (uniseluler), ada juga yang tersusun atas banyak sel (multiseluler). Protista mampu bereproduksi secara seksual dan aseksual.
  Anggota kerajaan Protista pada umummnya ditemukan hidup di air tawar maupun air laut. Ada juga yang hidup ditanah, serasah, tempat yang lembab bahkan ada yang hidup di dalam tubuh organisme lain. Berdasarkan penjelasan tentang ciri umum Protista, Protista diklasifikasikan menjadi beberapa Phylum yaitu:
1.      Clorophyta
   Ada yang bersel satu (uniseluler), bersel banyak (multiseluler), berkoloni, berbentuk benang, dan lembaran. Punya klorofil a dan b sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cara hidup bebas, sebagai epifit atau fitoplankton. Lalu, bagaimana cara bereproduksinya?
a)      Alga hijau bersel satu tidak bergerak Contoh: Chlorococcum sp (bulat, punya pirenoid).

b)      Alga hijau bersel satu dapat bergerak. Contoh: Chlamydomonas sp.
c)      Alga hijau berkoloni tidak bergerak. Contoh: Hydrodictyon sp (koloni berbentuk jala inti, dan pirenoid banyak).
d)     Alga hijau berbentuk koloni bergerak. Contoh: Volvox sp (koloni bulat, berisi beribu-ribu sel).
e)      Alga hijau berbentuk benang (filamen). Contoh: Spirogyra sp dengan ciri mempunyai bentuk benang tidak bercabang, inti tunggal, kloroplas berbentuk pita tersusun spiral, pirenoid banyak. Oedogonium dengan ciri berbentuk filamen tidak bercabang, kloroplas berbentuk jala, pirenoid banyak, inti satu besar.
f)       Alga hijau berbentuk thalus. Contoh: Ulva lactua (selada laut), bentuk lembaran seperti daun.
2.      Phaeophyta
Tubuh menyerupai tumbuhan tinggi. Mempunyai klorofil a dan c, pigmen tambahan xantofil dan fikosantin. Habitat sebagian besar di laut. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi, zoospora. Reproduksi seksual dengan oogami, sel telur dihasilkan oleh oogonia, dan sperma dihasilkan oleh anteridia. Contoh: Laminaria sp, Sargassum sp, Fucus sp, Turbinaria decurens, Macrocystis sp.
3.      Chrysophyta
Kelompok algae ini berwarna keemasan karena mengandung pigmen karoten. Pigmen lain yang terkandung di dalamnya adalah klorofil dan fukosantin. Alga ini hidup di air tawar dan air laut. Bentuk tubuhnya ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Alga uniseluler merupakan komponen fitoplankton. Dibagi menjadi 3 kelas yaitu:
a)      Xanthophyceae (ganggang hijau kuning). Mempunyai klorofil, xantofil. Contoh: Vaucheria sp.
b)      Chrysophyceae (ganggang coklat-keemasan). Mempunyai klorofil dan karoten. Contoh: Ochromonas sp, Synura sp.
c)      Bacillariophyceae (diatom). Banyak dijumpai di atas permukaan tanah basah (sawah, got, parit). Tubuh uniseluler, ada yang berkoloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan, yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Contoh: Navicula sp, Pinnularia sp.
4.      Rhodophyta
Habitat di laut. Tubuhnya bersel banyak. Mempunyai klorofil a dan d, pigmen tumbuhan fikosianin, fikoerithrin. Contoh: Eucheuma spinosum, Gelidium sp, dan Gracillaria sp.
5.      Ciliophora
Karakteristik dari phylum Ciliophora terlihat dari silia mereka yang digunakan untuk mencari dan mengumpulkan serta untuk bergerak. Kebanyakan anggota dari phylum ini hidup soliter atau hidup sendiri di perairan tawar. Contohnya Paramecium sp.
6.      Sarcodina
Habitat hewan ini ada di air tawar, air laut, di tempat yang basah, dan sebagian lagi bersifat parasit di dalam tubuh hewan ataupun manusia. Ciri khas Rhizopoda, yang sering disebut juga Sarcodina, adalah alat geraknya yang berupa kaki semu (pseudopodia). Contohnya Amoeba sp.
7.      Mastigophora
Makhluk hidup heterotrof ini mengambil molekul organik dari lingkungannya atau mangsa melalui fagositosis. Mastigophora bergerak menggunakan bulu cambuk atau flagela. Umumnya hidup sebagai sel soliter, tetapi ada beberapa yang hidup berkoloni. . Contohnya: Trichonympha campanula, Euglena viridis, Noctiluca sp.
8.      Apicomplexa
Seluruh anggota dari phylum ini adalah parasit di dalam organisme lain. Apicomplexa disebut juga Sporozoa. Sporozoa adalah satu-satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Contoh Sporozoa yang terkenal adalah Plasmodium. Plasmodium dapat menyebabkan penyakit malaria. 
9.      Oomycota
Jamur air atau Oomycota adalah kelompok protista uniseluler yang berfilamen. Jamur air secara fisik mirip dengan fungi. bersifat mikroskopik. Nama "jamur air" yang diberikan berdasarkan fakta bahwa mereka tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang tinggi dan berair. Dinding selnya terdiri dari selulosa. Contohnya pada Saprolegnia sp dan Phythopthora sp.
10.      Myxomycota
Jamur-jamur dalam kelas ini sebagian besar hidup di darat dan di dalam tanah atau pada bagian tumbuhan dan hewan yang membusuk. Contohnya pada Mucor sp. (Bagaimana cara Oomycota dan Myxomycota bereproduksi ???)


Sumber:
Campbell, Neil A., et al. 2009. Biology. SanFrancisco: Benjamin Cummings.
Freeman, Scott. 2010. Biological Science. America: Pearson.
Radioputro, dkk. 2000. Zoologi. Jakarta: Erlangga.  

Reaksi Gelap (Siklus Calvin-Benson)

Kamis, 10 Mei 2012 09.06 Diposting oleh Wulan Pertiwi 1 komentar
Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson. Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis yang merupakan reaksi pembentukan gula dari bahan dasar CO2 dan energi. Salah satu substansi penting dalam proses ini adalah senyawa gula beratom karbon lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Reaksi ini tidak tergantung secara langsung pada cahaya matahari sehingga reaksi ini dapat berlangsung saat malam hari. Namun demikian, reaksi ini tidak mutlak terjadi hanya pada kondisi gelap.

Reaksi gelap berlangsung pada bagian kloroplas yang disebut dengan stroma.
Reaksi ini melalui 3 tahapan, yaitu:















  • Fiksasi COoleh RuBP (ribulosa 1,5-bifosfat)
  • Reduksi APG (3-asam fosfogliserat) menjadi PGAL (1,3 fosfogliseraldehida) oleh NADPH2
  • Regenerasi RuBP (ribulosa 1,5-bifosfat) dari DAHP (dihiroksiaseton fosfat).
Dalam siklus ini meliputi tiga fase utama yaitu:
a)      Fase Fiksasi Karbon
Pada fase ini molekul CO2 dari udara difiksasi atau ditautkan pada Ribulosa 1,5-Bifosfat (RuBP) dengan bantuan enzim RuBP karboksilase (Rubisco) dan menggunakan energi dari ATP serta NADH yang dihasilkan dari reaksi terang. Reaksi ini menghasilkan senyawa intermediet berkarbon enam yang tidak stabil, sehingga dengan tepat terurai menjadi dua molekul 3-fosfogliserat (untuk setiap CO2). 
b)      Fase Reduksi
Pada reaksi ini suatu enzim mentransfer gugus fosfat dari ATP ke setiap molekul 3-fosfogliserat sehingga membentuk 1,3-bifosfogliserat. Selanjutnya sepasang elektron sumbangan dari NADPH mereduksi 1,3-bifosfogliserat menjadi G3P (gliseraldehid-3-fosfat). Khususnya, electron dari NADPH mereduksi gugus karboksil 3-fosfogliserat menjadi gugus karbonil yang berupa G3P, yang menyimpan banyak energi potensial.
Dalam fase ini untuk setiap tiga molekul CO2, terdapat enam molekul G3P. Tetapi hanya satu molekul dari gula berkarbon tiga ini dapat dihitung dari selisih perolehan karbohidrat. Siklus ini dimulai dengan nilai 15 karbon dari karbohidrat dalam bentuk tiga molekul berkarbon lima dalam RiBPO. Untuk selanjutnya terdapat nilai 18 karbon karbohidrat dalam bentuk enam molekul G3P. Satu molekul keluar siklus untuk digunakan tetapi lima molekul lainnya harus didaur ulang untuk meregenerasi tiga molekul RuBP.
c)      Fase regenerasi akseptor CO2 (Ribulosa bifosfat RuBp)
Rangka karbon yang terdiri dari lima molekul G3P disusun kembali oleh langkah terakhir siklus calvin menjadi RuBP. Siklus ini  memerlukan tiga molekul ATP. Akhirnya RuBP terbentuk dan siap menerima CO2 kembali, dan siklus berlanjut. Untuk selisih molekul G3P, siklus calvin secara keseluruhan menggunakan 9 molekul ATP dan 6 molekul NADPH. G3P yang tersingkir akan menjadi materi awal untuk jalur metabolime yang mensintesis senyawa organic lainnya, termasuk glukosa dan karbohidrat lainnya.

Bagaimana tahapan pada reaksi terang? Apa perbedaan reaksi terang dengan reaksi gelap? Apa produk yang dihasilkan pada reaksi tersebut??

Sumber:
Campbell, Reece, and Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lehninger, Albert. 1982. Dasar-Dasar Biokima jilid II. Bogor: Erlangga.
Stryer, Lubert.1996. Biokimia jilid IV. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Wirahadikusumah, Muhamad. 1985. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid. Bandung: ITB.


Karbohidrat

07.46 Diposting oleh Wulan Pertiwi 0 komentar


Karbohidrat meliputi zat-zat yang ada di alam dan sebagian besar berasal dari tumbuhan. Karbohidrat merupakan jenis biomolekul yang paling banyak ditemukan di alam. Karbohidrat sering disebut sebagai sakar, terbentuk pada proses fotosintesis sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan karbokdioksida, hidrogen, oksigen, dan energi matahari ke dalam bentuk hayati. Konversi energi matahari menjadi energi kimiawi dari biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama bagi energi metabolit untuk organisme hidup. Karbohidrat juga merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai bentuk energi polimerik. Selain itu, Karbohidrat merupakan komponen dari unsur-unsur struktural sel dan merupakan bagian dari asam nukleat. Dengan demikian, Karbohidrat mempunyai bermacam kegunaan fungsional
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas baik yang telah merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, makan, mandi dan sebagainya atau yang kadang-kadang saja kita lakukan.Untuk melakukan aktivitas tersebut kita memerlukan energi. Energi ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan yang kita makan mengandung 3 kelompok senyawa kimia yaitu karbohidrat,protein dan lemak atau lipid.
Bahan makanan pokok yang biasa di konsumsi manusia dan hewan adalah Karbohidrat.Karbohidratini tidak hanya terdapat sebagai pati saja,tetapi terdapat juga sebagai gula misalnya terdapat dalam buah-buahan,dalam madu lebah dan lain lain.
Karbohidrat merupakan senyawa yang  terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen.Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat (H2O). Rumus umumnya dikenal dengan Cx(H2O)n. Secara struktur, karbohidrat memiliki 4 gugus, yaitu gugus hidrogen (-H), gugus hidroksil (-OH), gugus keton (C=O) dan gugus aldehida (-CHO).  Karbohidrat juga didefinisikan sebagai polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton. Polihidroksi aldehida yaitu struktur karbohidrat yang tersusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya barada di ujung rantai sedangkan polihidroksi keton yaitu struktur karbohidrat  yang tesusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya berada di selain ujung rantai.
  
 
            Dilihat dari rumus umum karbohidrat adalah suatu polimer, senyawa yang menyusunnya adalah monomer-monomer. Dan dari jumlah monomer penyusun polimer karbohidrat dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
  1. Monosakarida, yang berarti satu gula atau disebut juga gula sederhana. Contoh dari monosakarida adalah glukosa, galaktosa dan fruktosa.  
  2. Disakarida, yaitu gabungan dua molekul monosakarida. Contohnya adalah gabungan antara dua glukosa menjadi maltosa, gabungan antara glukosa dan fruktosa menjadi sukrosa dan gabungan antara glukosa dan galaktosa menjadi laktosa.  
  3. Polisakaida yaitu senyawa yang mengandung banyak satuan-satuan monosakarida yang saling ikat-mengikat. Contohnya adalah amilum atau pati.

Lalu bagaimanakah struktur kimiawi karbohidrat? apa hubungan antara karbohidrat dengan proses biologis yang terdapat dalam tubuh kita, tumbuhan dan hewan??

bacalah lebih lengkap dari:
Campbell, Reece, and Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Lehninger, Albert. 1993. Dasar-Dasar Biokimia. Bogor:  Erlangga.
Martoharsono, Soeharsono. 2006. Biokimia I. Yogyakarta: UGM Press.        
Poedjiadi, Ana dan Titin Supriyanti.2005. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: UIP.
Stryer, Lubert.1996. Biokimia jilid II. Jakarta : Buku Kedokteran EGC